Kumpulan Broadcast | Kumpulan BC | Numpang BC | Kumpulan SMS | Comunitas Online Shop | Tukar PIN BB | Add PIN BB | Invite PIN BB | Kumpulan Iklan | Kumpulan Broadcast BBM | Numpang BC BBM | Kumpulan Cerita Lucu | Kumpulan Cerita Inspiratif | BC Cerita Lucu | BC Iklan | Lowongan Kerja
Selasa, 14 April 2020
🌹NENEK PEMUNGUT DAUN🌹
Kisah nyata yg menyentuh dan tetap nikmat dibaca meskipun telah berulang
Alkisah pada sebuah kota di Pulau Madura, tersebutlah seorang nenek yg kesehariannya bekerja sebagai penjual bunga cempaka di sebuah pasar.
Seperti kebiasaan setiap harinya usai berjualan, sang nenek selalu menyempatkan diri mampir ke Masjid Agung yg terdapat di kota itu dengan berjalan kaki walau jaraknya cukup jauh.
Ia kemudian berwudhu, masuk ke Masjid, dan melakukan shalat dhuhur.
Setelah berdzikir dan berdoa sekedarnya, ia segera keluar dari Masjid dan membungkuk-bungkuk badannya di halaman Masjid. Untuk apa? Si nenek dengan sabarnya memunguti serta mengumpulkan daun-daun yang berserakan di halaman Masjid tersebut.
Selembar demi selembar daun dikaisnya. Tak satu lembar daun pun ia lewatkan.
Tentu saja agak lama sang nenek membersihkan halaman Masjid dengan cara seperti itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh panas menyengat, hingga keringat pun jadi membasahi sekujur tubuhnya.
Banyak jemaah Masjid yang jatuh iba kepadanya, sehingga suatu hari Ta'mir Masjid memutuskan untuk membersihkan sendiri dedaunan itu sebelum si nenek tersebut datang.
Pada suatu hari, seperti biasanya sang nenek datang dan langsung masuk Masjid.
Berwudhu' dan dilanjutkan Shalat. Usai shalat, ketika ia hendak melakukan kebiasaan rutinnya, betapa terkejutnya ia. Sebab tak ada satu lembar pun daun yang berserakan disana. Ia kembali lagi ke Masjid dan menangis dengan sesenggukan di hadapan jamaah. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah dibersihkan sebelum kedatangannya.
Para jemaah mencoba menjelaskan bahwa mereka merasa kasihan kepadanya sehingga mereka mendahului membersihkan sebelum kedatangan si nenek.
"Jika kalian kasihan kepada saya, berikan kesempatan kepada saya untuk membersihkannya! Biarkan saya yang akan melakukannya." pinta nenek tersebut.
Singkat cerita, akhirnya sang nenek dibiarkan mengumpulkan dan membersihkan dedaunan itu seperti biasanya.
Karena orang-orang menjadi penasaran dengan kelakuan nenek tersebut, maka salah seorang kyai diminta untuk menanyakan kepada si nenek mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu.
Maka bertanyalah sang Kyai. Akan tetapi Perempuan tua itu hanya mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat:
Pertama : Hanya Kyai yang mendengarkan rahasianya.
Kedua : Rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. (Sekarang sang nenek telah meninggal dunia dan kita dapat mendengarkan rahasia tersebut)
Setelah sang Kyai berjanji, maka berkatalah si nenek :
"Saya ini perempuan bodoh, Pak Kyai." tuturnya.
"Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Yang saya tahu, saya tidak mungkin selamat pada hari kiamat dan di akhirat tanpa mendapat syafaat Kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya mengucapkan satu shalawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Memberi syafaat kepada saya. Biarlah semua dedaunan itu bersaksi bahwa saya telah membacakan shalawat kepadanya." tambah nenek tua tersebut.
Sang kyai hanya mampu tertegun mendengarkan cerita nenek tersebut. Seakan tidak percaya dengan apa yang telah didengarnya.
Perempuan tua yang hanya dari sebuah kampung itu, tidak saja telah mengamalkan dan mengungkapkan rasa cintanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam bentuknya yang tulus. Ia juga telah menunjukkan sifat kerendahan hati (tawadhdhu’) di hadapan manusia, dan tadharru’ (kerendahan diri ke Hadirat Tuhannya), serta pengakuan akan keterbatasan amal dihadapan Allah Subhanahu wata'ala
Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang tinggi, yang amat luhur. Ia sadar bahwa dia tidak dapat hanya mengandalkan amalannya untuk dapat selamat di Akhirat kelak. Dia sangat bergantung pada Rahmat dari Rabb-nya
Dan siapa lagi yang menjadi rahmat di semesta alam ini selain Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam?
Karenanya, syafaat dari Rasulullah itulah yang sangat dia harapkan.
Subhanallah....
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa'ala ali Muhammad.
Kisah nyata ini dituturkan oleh salah satu Kyai di Madura, Bapak K.H. D. Zawawi Imron.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar